Akhirnya kami sepakat untuk mengitari
gedung, mencari toilet. Ternyata
toilet berada di setiap pojokan gedung, dan dekat dengan tangga atau lift.
Beberapa kali kami hanya menemukan toilet
untuk pria. Sampai di salah
satu toilet, saya pun melewatinya begitu saja, karena yakin itu adalah toilet
untuk pria. Namun tiba-tiba
Imel menghilang di belakang saya, yang terdengar hanya suaranya, ”ini dia toilet
untuk cewek!” Ternyata dia memasuki toilet itu. Saya yang lebih dulu melihat
bahwa toilet itu untuk pria, segera menyusulnya untuk menariknya keluar. Belum
sampai di pintu toilet, Imel mendadak keluar dengan terburu-buru.
”Bukan,
itu untuk cowok!” kata Imel, dengan segera menarik tangan saya menjauh dari
situ. ”lha, memang. Kamu ngapain masuk?” tanya saya.
”Tadi aku lihat ada orang menghadap
belakang lagi bercermin dan nyisir rambutnya yang panjang. Saya pikir cewek.
Pas dari deket, ternyata cowok gondrong! Mana dia juga lihat aku lagi!” jawab
Imel dengan pipi bersemu merah.
”Ya ampun, Mel. Ini Jakarta, rambut
panjang bukan cuman milik cewek!” saya jadi maklum karena Imel adalah pendatang
baru dari ujung pulau Sumatera (Hm... ngaruh ga sih??).
”Semoga tuh cowok ga inget wajahku!” kata
Imel penuh harapan.
Kemungkinan, cowok tadi, jika mendengar kata-kata Imel, langsung
memotong pendek rambutnya. Supaya kesan
’cowok’nya dapat. (if)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please write your name or medoll (so I can visit and vote you),
and thank you for coming ^_^