Bima dan Sakti ditugaskan untuk membawa
printer kantor ke tempat perbaikan di daerah kuningan, Jakarta . Sakti yang mengenal daerah tersebut,
menjadi penunjuk jalan sekaligus yang membawa printer berat itu dari kantor
sampai tempat perbaikan.
Setelah sampai diparkiran yang berada di basement, mereka memasuki sebuah
lift untuk menuju lantai 16. Alangkah kaget mereka ketika melihat tombol yang
tertera pada lift tersebut tertulis: P1, lalu P2, dan P3 bukan angka-angka
seperti pada umumnya. Namun Bima, dengan antusias langsung menekan tombol P1,
sedangkan Sakti, yang sudah kelelahan tidak perduli dengan tombol lift yang
aneh, yang penting bisa segera sampai dan meletakkan printer berat tersebut.
Pintu lift terbuka, ternyata mereka masih berada di parkiran yang lain.
“Loh, kok?” Bima mulai bingung. Lalu dia menutup pintu lift, dan menekan tombol
P3.
“Mas, apaan tuh?” Tanya Sakti mengenai keputusan temannya untuk menekan
tombol ‘P’ yang lain setelah membawa mereka pada ketidakjelasan.
“Pentium. Yang ini pasti pentium III” jawab Bima sekenanya. (apa
hubungannya lift dengan pentium?)
Pintu lift terbuka lagi, dan mereka mendapati tempat awal mereka
memarkirkan kendaraan. Telah sadar bahwa rekannya ini hanya akan memperlama
dirinya menanggung beban printer sendirian, Sakti pun memutuskan untuk bertanya
pada seorang security yang berada di parkiran tersebut.
Alhasil, lift untuk memasuki gedung menuju lantai 16, berada di sisi
yang lain. Sedangkan lift yang tadi mereka masuki hanyalah lift untuk menuju
parkiran yang terdiri dari 3 lantai.
Mungkin Bima menyangka bahwa lift dengan tombol ‘P’ adalah lift untuk
menunjukan pentium berapa komputer yang disambungkan ke printer yang akan mereka
perbaiki itu. Malu bertanya, sesat di jalan, Pak! (if)
*Kisah nyata dari seseorang haha, thanks, bro!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please write your name or medoll (so I can visit and vote you),
and thank you for coming ^_^